Belajar dari raja Namrud : Syirik part 2
Kemalingan amal
Ibarat
berdagang, sifat syirik seperti maling yang mengambil hasil dari jerih payah
kita berdagang. Orang – orang yang berbuat syirik, semua amal baik yang telah
dilakukan akan hilang, semuanya! Misalnya saja sodaqoh, sodaqoh atau bahasa
gaulnya “give” adalah salah satu cara kita berdagang atau berbisnis dengan
Allah, dan kita tahu laba dari orang yang berbisnis dengan Allah (sodaqoh) adalah
sangat baik! Maksudnya? Ya misalnya sodaqoh 50.000 lalu di balas oleh Allah
dengan menang hadiah mobil dari bank, atau dapet pekerjaan yang gajinya gede
itukan sangat baik. Lha berhubung waktu itu lagi galau ditinggal pacar, curhat
sama mbah dukun, trus minta dibalikin pacarnya (syirik), hilanglah itu duit
50.000, pahala yang buanyak, mobil dan pekerjaan yang seharusnya kita dapet...
Tuh
sayang bangetkan...
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88)
Turun pangkat
Sobat
yang baik, seperti yang kita ketahui tujuan penciptaan manusia di bumi adalah
sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi yang mulia. Bahkan lebih mulia dari
pada malaikat. Allah menundukan apa yang ada di langit dan di bumi bagi
manusia. Sobat tentu masih ingatkan dengan bagaimana nabi Adam manusia pertama
diciptakan? Dan Allah menyuruh semua malaikat sujud kepada nabi Adam?
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ
ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَٱسْتَكْبَرَ
وَكَانَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali
Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir”. (QS. Al-Baqarah 2:34).
Bagaikan seorang raja
diantara para makhluk Allah, manusia sebenarnya adalah makhluk mulia,
dibuktikan dengan manusia lahir kedunia dengan keadaan yang mulia dan tidak
berdosa. Hanya saja saat tumbuh dewasa dan berakal, banyak manusia yang tidak
mengetahui kemuliaannya dan berbuat seenaknya sehingga mereka (manusia) menjadi
hina. Coba sobat simak ayat berikut biar lebih sreg infonya...
“Dan Sungguh, akan Kami isi neraka Jahannam kebanyak
dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah”.
(QS. Al-A’raf [7]: 179).
Lho, apa
hubungannya binatang ternak sama hati, mata dan telinga?
Ya
hubungannya baik – baik saja, hehehe...
Maksud
saya, kitakan sudah diberi oleh Allah pedoman hidup atau bahasa gaulnya “The
manual of life” petunjuk manual untuk hidup di dunia yaitu Al – Qur’an dan
Hadits, seperti halnya pada produk elektronik, kalau tidak dipahami
manualnya, bukannya berfungsi dan
bermanfaat malah rusak jadinya. Begitu juga dengan kita, kalau kita tidak
menggunakan hati, mata dan telinga kita untuk memahami “petunjuk manual” kita
dan berbuat seenaknya, ibarat hewan ternak yang tidak memiliki akal dan pikiran.
Nah,
sobat masih tidak percaya? Coba sobat tengok orang – orang di India dan bali,
bukannya memprofokasi lho, ini hanya sekedar contoh agar tidak ditiru di rumah.
Para umat Hindu menganggap “sapi” adalah hewan sakral yang melambangkan Ibu
pertiwi. Dan didalam refrensi yang saya dapatkan, umat hindu lebih menghormati
sapi dibandingkan dengan semua makhluk lainnya termasuk para Brahmana (pendeta
hindu), dengan kata lain “MANUSIA”. Begitu juga yang masih ada disekitar kita,
seperti orang – orang yang percaya sama dukun, peramal, keris, cincin yang
segede dengkul dan bahkan orang yang minta do’a kepada orang yang mati
(dikuburan). Yang mati aja minta dido’akan eh ini malah minta do’a dari yang
mati?
Penipu ulung
Maksudnya?
Sobat
yang baik, syirik merupakan sarang bagi khurafat (cerita bohong) dan kebatilan.
Para pelaku syirik yang mempercayai tukang ramal dan dukun adalah orang – orang
yang teripu. Mengapa? Karena tukang ramal (peramal) dan dukun adalah orang yang
tidak mengetahui apa – apa.
“Katakanlah:
Apakah kalian menyuruh aku untuk menyembah selain Allah, hai orang-orang yang
tidak berpengetahuan.” (Az-Zumar: 64)
Ada
sebuah cerita, ada seorang pengusaha bernama bpk. Bahlul. Pak Bahlul ini gemar
sekali dengan yang namanya judi khususnya togel.
0 comments: